INDOMIE & MERCI
Pagi itu aku telah bersiap untuk berangkat kembali ke Marrakech,kulihat jam di HP telah menunjukan Pukul 7:30 pagi waktu maroko. kupersiapkan segala sesuatu yang akan ku bawa, mulai dari Indomie satu dus telah di ikat, celana,baju,dan sarung telah ku tata rapi di dalam tas hitam milik ku, Tas hitam warisan bang zulkhoir seorang pelajar malaysia yang baik hati dan dekat dengan kami,yang telah menyelesaikan S1 di maroko, tas hitam itu di jual dengan harga murah kepada ku maklum harga mahasiswa hehee…
Setelah semuanya selesai , barulah aku Mandi untuk membersihkan badan dan menggosok gigi . supaya tubuh terasa fresh dan badan terasa ringan serta gigi putih bersinar.
Mandi selesai ganti baju pun selesai ,aku sempatkan diri ini buat Solat dhuha sebentar untuk menghadap sang kholik memohon agar di beri kelancaran dalam perjalanan serta dijaga dari marabahaya.
Empat Rakaat beralalu ku akhiri dengan salam ku panjatkan doa semoga Allah SWT mengabulkan keinginanku.demi kelancaran dan lindungan di beri perlindungan NYa.
Ku angkat sajadah Kuning itu ku tarok di atas meja dekat TV di ruang tamu Sekretariat PPI maroko, sebelum berangkat,ku sempatkan sebentar untuk mengecek jadwal kereta api di internet. “ Bang iman” sahut ku kepada salah seorang senior ku di PPI yang lagi Studi S2 itu, “ bisa minta tolong ga, liatain jadwal kereta dari Rabat agdal-Marrakech” “oh ya.,bentar y azan” bang iman lagi mengetik beberapa pekerjaannya di pojok sana dekat rak-rak buku dengan laptop mungilnya, “ dari Rabat Agdal-Marrakech y azan? Dsni ada Kereta yang berangkat pukul 7:45 ,9:45 ,11:45 , dan seterusnya jaraknya Cuma dua jam dua jam aja zan, mau yang mana? “ “sekarang jam 7:45 dah telat kayanya nih bang iman, ya dah deh fauzan ambil yang 9:45 aja, mkasih bang iman” “sama-sama” sambil kembali melanjutkan aktifitasnya.
Mumpung masih ada sedikit waktu lagi,aku sempatkan sebentar untuk membeli omlet makan roti yang di campur telor matasapi di tambah garam buat sarapan pagi dengan harga 4 dirham lumayan buat mengganjel perut dari pada ga sama sekali.
Jam di tangan kiri ku telah menunjukan pukul 8:30 aku bergegas menyelesaikan makan dan pergi untuk kembali ke secretariat PPI untuk mengambil tas dan berangkat menuju Marrakech.
Satu persatu para penghuni PPi ku temui untuk Pamit ,ada diantara mereka yang masih tidur ada yang lagi masak mie, ada yang lagi main laptop ,main game dan adaa ada lagi yang lainnya hehe ,tapi tidak semuanya aku temui takut mengganggu aktifitas merka ,seperti yang lagi tidur tidak mungkin aku membangunkan mereka Cuma buat pamitan .,kasian.,barang kali mereka baru tidur selesai subuh.
Ngomong-ngomong masalah mie barusan , beberapa Hari yang Lalu secretariat PPI kedatangan 100 dus Indomie yang dikasih oleh seorang pengusaha Indomie buat di bagikan kepada anggota-anggota PPi, pengusaha itu namanya mas Agung,orangnya baik dan bersahabat tentunya . Beberapa bulan yang lalu mas agung beserta anak istrinya dan Ketua PPI yang ikut bersamanya mengalami kecelakaan mobil di Rabat yang mengakibatkan beliau patah kaki anak dan istrinya pun seperti itu,yang tidak terlalu parah mas Sohibul ketua PPI yang hanya mengalami patah tangan kirinya. Dan Alhmdulillah setelah beberapa bulan di Rumah sakit beliau Bisa kembali kerumah dan dapat melakukan Aktidfitasnya kembali seperti biasa walaupun dengan menggunakn tongkat di tangan kanan dan kiri.dan semalam pun aku sempatkan untuk datang kerumahnya bersilahturahmi di daerah Hay riyad Rabat.
Sepatu telah terpasang Rapi..,dan taspun tak ketinggalan telah tersandang di pundakku, Ku angkat kardus indomie ” assalamualikum Aku pulang dulu ya” sambil melangkah kan kaki berangkat Menuju Marrakech El-hamro (kota merah) kota wisata orang-orang Maroko.
Dari PPi menuju stasiun Kereta api aku naik taxi ,lumayan jauh jarak antara secretariat PPI dengan Stasiun Kereta.
Pukul 9:00 sampai lah aku di stasiun Kereta api Rabat Agdal, ku lihat Tarif taxi tetulis 15 dirham koma 20 sen.,.segera ku bayar taxi dan berjalan menuju satsiun. Terlihat di depanku parkiran mobil yang lumayan luas di kelilingi gedung bertingkat dan hotel bintang dua. Kulangkahkan kaki menuju pintu masuk staisun dan kulihat jadwal kereta ke Marrakech memang tepat berangkat dari Rabat agdal-marrakech jam 9:45.sesegera mungkin aku mengantri untuk membeli tiket kereta.,kalau tidak cepat-cepat nanti keburu antriannya panjang.
Tiket telah dapat dengan harga 120 dirham.,langsung saja aku masuk ruang tunggu kereta.,dan beristirahat dsna ,maklum masih ada 45 menit lagi.,bisa di pergunakan buat istirahat.
Kulihat di sekelilingku begitu ramai wajah-wajah arab andalus dan beberapa turis asing berlalu lalang.,mereka sama seperti ku juga sebagai penumpang yang lagi menunggu kereta datang,ada yang akan menuju kenitra,meknes ,fes dan daerah utara lainnya.,dan begtyu juga ke daerah selatan mohamadiyah,Casabalnca,setat dan Marrakech..,
Akhirnya setelah 45 menit lama menunggu, kereta tujuan Marrakech datang juga. Langsung ku angkat tas dan ku bawa naik dus indomie ke kereta.
Berbicara tentang kereta,kereta api maroko sangat jauh berbeda dengan kereta api di Indonesia,kalau di Indonesia yang clas ekonominya desek-desakan di tamabh sumpeknya minta ampun bahkan bisa duduk diatas atap kereta,berbeda dengan kereta api di maroko clas ekonomi saja memiliki tempat duduk yang rapi bersih dan nyaman kalau bisa di bilang seperti clas eksekutif di kita dikit deh.,walaupun tidak seperti clas seksekutifnya.
Ku susuri gerbong demi gerbong untuk mencari Kursi kososng yang mungkin bisa kududuki.tak berapa lama kemudian ,ku dapati satu gerbong yang memiliki beberapa ruangan yang disetiap ruangannya berisi delapan orang penumpang.Alhmadulillah aku dapat satu ruangan yang masih ada beberapa bangku yang kososng, ku tarok tas dan satu dus indomie di atas bagasi yang ada diatas ruangan tersebut.supaya tidak terlalu jauh dengan barang bawaanku sengaja ku tarok di bagasi pas di atas kepala ku.
Kereta mulai melaju dengan cepatnya,dengan berbagai pemandangan yang indah terlihat di luar sana. Kupandangkan wajah ke luar kaca melihat rumah-rumah khas magribi yang berdiri kokoh dengan gagah serta bangunan-bangunan milik pemerintah Kerajaan yang menjulang tinggi.Subhanallah sungguh indah pemandangan ini,pemandangan yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya bisa berangkat pergi dan melihat langsung Negri seribu benteng ini.
Tak terasa perjalananku sudah sampai di pertengahan jalan,kulihat di sekelilingku orang-orangnya sudah berganti ,ternyata barusan aku ketiduran sambil menikmati pmandangan tadi. Senyum seidikit sambil mulai mengusap-ngusap mata sudah jam berapa ini? Kulihat jam sudah menunjukan pukul 12 siang, kutatap ibu-ibu yang duduk dengan anaknya itu lagi makan roti dan cemilan seadanya, ternyata aku mulai mnyadari bahwa perut ini mulai laper di tambah melihat orang lagi makan dihadapanku.
Oh ya .,aku baru ingat, sebelum berangkat aku masukin Indomie dua bungkus ke dalam tas untuk bekal di jalan kalau saja perut ini mulai tidak berkompromi . Dengan cekatan ala perut keroncongan yang hanya diisi dengan omlet tadi pagi ku ambil indomie yang ada di dalam tas milikku dengan cepat.Cuma butuh waktu beberapa detik indomie telah terbuka dan siap di sajikan dalam bentuk indomie remes ala fauzan hehe.
Tanpa kusadari orang-orang maroko melihat apa yang sedang ku kerjakan meremes indomie mengaduknya dengan bumbu yang ada didalam nya. Langsung saja ku tawari indomie yang hanya satu bungkus itu kepada setiap otang yang ada di ruangan ini. “ya sohbi,tafadhol khudz hadza” sambil nawarin indomie kepada mereka. Ada yang malu,ada yang serentak langsung ngambil mie ditangan ku “syukron khuya” dengan logat marokonya “ laa syukron ‘ala wajib” jawabku kepada mereka.
“tastati’k lughotul ‘arabia? Min aina anta?” (kamu bisa bahasa arab? Dari mana asal kamu?) Tanya seorang ibu kepdaku
“na’am astati’ lughotul arabia, ana min Indonesia” (ya, saya bisa bahasa arab, saya dari Indonesia)
“oo Indonesia daulah islamiyyah ,jaid.,jaid., marhaban bik,.marhabanbik.,”
“marbahan bikum”
Untuk mempermudah memahami ceritanya , aku tulis percakapannya pakai bahasa indoensia aja ya hehe .
“ini makanan Indonesia ya?” “ iya bu,.ini makanan kami.,”
“enak.,enak,.apa ini kamu bawa langsung dari Indonesia?” “ ga bu saya bawa dari rabat kebetulan kami pelajar-pelajar lagi liburan di Rabat”
“bu,ini kan ada juga di maroko liat aja di toko-toko kita ada ko” sahut seorang ibu separuh baya di sudut sana. “oo ada ya?? “ “iya ada”.sambil menjawab tersenyum.
Tak lama kemudian anak ibu yang bertanya tadi mengambil sedikit indomie yang telah ku letakkan di atas meja dekat dengan ku. Sambil tersenyum anak laki-laki kecil itu mengucapkan “merci” bahasa francis yang artinya terima kasih. Ku jawab hanya dengan senyuman pula sambil menganggukkan kepala.
Tiba-tiba .,“Srob.,srob.,srob.,” (minum.,minum.,minum.,) kata anak kecil itu sambil terlihat kepedesan .,langsung saja ibu separuh baya tadi memberikan air minum miliknya .,”kenapa kamu?” .,”har .,har.,” pedas.,pedas katanya.,langsung saja mendengar perkatan anak laki-laki itu serontak seisi ruangan tersenyum dan tertawa melihat tingkah Nya, aku pun ikut tertawa melihatnya Cuma makan mie yang ada cabe sedikit muka anak itu sudah merah bagaikan cabe kriting yang dijual di pasar-pasar heh.
Maklum orang-orang maroko tidak terbiasa dengan makanan pedas.bahkan indomie pun yang hanya memiliki cabe sedikit bisa dikatan kan “har bizzaf” kata mereka denga artian pedas sekali.
“Indomie pedas sekali ya,sampai-sampai anak saya kepedasan kaya gini” sambil tersenyum menanyakan kepadaku.
“buat orang maroko mungkin memang pedas bu,tapi buat kami pedasnya indomie belom seberapa di bandingkan makanan-makan lainnya”
“lalu bagaimana, kalian ga kepedasan?”
“kalau orang Indonesia bilang apabila kami belum makan pedas belum nikmat rasanya ,jadi setiap kami makan pasti ada pedesnya salah satunya ya indomie ini “ sambil tersenyum menerangkan .
Kepalanya mengangguk-anguk pertanda mengerti apa yang kusampaikan. “ kami makan pedas ga kuat , yang sedikit saja sudah buat anak saya seperti ini,apalagi yang banyak” sambil menatap anaknya yang lagi minum dan mengusap-ngusap kepalanya dengan tersenyum.
Kutawarkan lagi Indomie remes tadi kepada anak laki-laki itu. sambil melangkah , tanpa ku duga dia masih ingin memakan indomie ini walaupun barusan dia mengatakan pedas.,pedas.,. sungguh aneh anak ini tanyaku sambil garut-garut kepala . “ ini pedas tapi enak” sahut laki-laki kecil itu. Dan ternyata setelah indomie dalam genggamannya habis ,dia lagi-lagi nambah dan menambah lagi untuk memakannya seraya berkata enak.,enak.,enak . tek heran semua orang di ruangan itu tertawa dan tertawa lagi melihat tingkah bocah kecil ini. Makanan yang dari awal di bilang pedas dan har bizzaf sekarang menjadi santapan buas baginya.Tak hayal mie yang Cuma satu bungkus pun dengan secepat kilat habis dan meningglakan sisa bungkus nya saja.
Kereta masih terus berjalan dengan kecepatan maksimal,ku lihat anak dan ibu yang ada dihadapn ku masih tetap memperbincangkan Indomie yang kubawa barusan.Ku beranjak dari temapt duduk untuk mengambil indomie yang ada satu lagi didalam tas. Sepertinya anak ini menyukai indomie ini, tanpa pikir panjang ku sodorkan untuk memberikan mie yang satunya kepada anak kecil itu.
“silahkan di ambil,ini buat mu” sambil malu-malu dia menolak “hayoo di ambil, ini untuk mu” sahut ku yang kedua kalinya, dia tetap menolak namun pada akhirnya diambil juga. Namanya juga anak kecil kebiasannya malu-malu kucing padahal sebenarnya dia pengen. Kalau melihat anak kecil ini kebayang masa-masa kecil dimana tingkah ku tak jauh lebih kurang seperti anak ini.
“syukron .,Merci.,khuya” sahut bocah kecil itu.
“Laa syukron ‘ala wajib “ jawab ku sambil kembali duduk di kursi kerata.
Jam menunjukan pukul 1:00 siang waktu maroko,tak terasa satu jam lagi aku akan sampai di penghujung jalur kereta api di Maroko ini yaitu kota Marrakech.kota yang memiliki banyak cerita dan berita di setiap sudutnya , bahkan didalam perjalanan menuju kota ini pun memiliki cerita indah didalam keretanya. Cerita Indomieku salah satunya , yang membuat suasana ruangan tertawa riang dengan memadu keakraban bersama mereka orang-orang arab maroko.Ditambah perjalanan melalui bukit dan pegunungan yang begitu luas serta oasis di tengah padang rumput musim semi membuat hati terasa tenang dan tentram. Mungkin ini sebuah Pertanda pintu gerbang Marrakech telah di buka untuk seorang fauzan ,yang sedang duduk manis mengingat kejadian lucu tentang indomie di dalam kereta.
Tepat pukul 2:05 siang Kereta mulai merapat kestasiun akhir pemberhentian,ramai orang mulai berdiri mengambil barang bawaanya untuk segera di bawa turun dari kereta . tak ketinggalan diriku, aku mulai berdiri mempersiapakan barang bawaanku tas dan satu dus Indomie instant.
Antrian panjang di gerbong menuju pintu keluar kereta terlihat begitu bedesakan, akupun duduk sejenak menunggu supaya keluar dari kereta tidak terlalu berdesak-desakan. Mereka yang satu ruangan dengan ku , mulai satu persatu keluar dan menghilang, meninggalkan ku sendiri yang telah bersiap turun dari kereta.
Tak berselang beberapa saat antrian mulai surut dan aku pun keluar dari ruangan itu. Ku pandangkan wajah sebentar ke jendela kaca kereta ini, tampak bocah kecil tadi bersama ibunya berjalan menuju pintu keluar stasiun,sambil melambaikan tangan kepadaku ,sekali lagi dia ucapkan “merci” walaupun tak terdengar oleh telinga ku apa yang sedang dia ucapkan. Tapi dari gerak gerik bibirnya pun aku tahu bahwa dia mengucapkan Merci “terima kasih”. Aku pun tersenyum kapdanya sambil bergumam,terima kasih juga untuk senda tawamu yang telah kau berikan kapadaku di perjalannan barusan, terima kasih bocah kecil, terima kasih untuk semuanya.
Sehingga perjalanan Rabat agdal-Marrakech ku pun berakhir dengan senyuman di stasiun kereta pemberhentian Terakhir.
0 komentar:
Posting Komentar